sDOSEN : H. Hamsir Ahmad, SKM.,M.Kes
MATA
KULIAH : PVBP-B
PROPOSAL
KEGIATAN FOOGING
“
Selamatkan Mayarakat dari Penyakit DBD Di RW02 Kelurahan Buntu
Kamiri, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu ”
DISUSUN
OLEH :
HENDRA
RURU
PO.71.3.221.13.1.020
Tingkat
II.A
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
PRODI DIII
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya-lah sehingga kita dapat menyelesaikan Proposal Tentang Kegiatan Fooging di RW02, Kelurahan Buntu Kamiri, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu ini dengan baik. Walaupun sederhana keadaannya, namun diharapkan agar dapat memberi mamfaat bagi kita semua.
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan Proposal ini
masih banyak kekurangan dan kesalahan yang terjadi baik dalam bentuk penulisan
kata-kata maupun kalimat yang kurang baku, maka dari itu saran dan kritik
sangat kami harapkan demi kesempurnaannya makalah ini. Karena kami manusia
biasa yang tidak luput dari kesalahan.
Demikianlah proposal yang kami yang susun ini semoga
bermamfaat bagi kita semua, atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.
Makassar,21
Juni 2015
Hendra Ruru
A.
DASAR
PEMIKIRAN
Penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)}
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan
gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga
mengakibatkan perdarahan-perdarahan.Penyakit ini banyak ditemukan didaerah
tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh
pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di
atas permukaan air laut. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI terdapat
14 propinsi dalam kurun waktu bulan Juli sampai dengan Agustus 2005 tercatat
jumlah penderita sebanyak 1781 orang dengan kejadian meninggal sebanyak 54
orang.
DBD bukanlah
merupakan penyakit baru, namun tujuh tahun silam penyakit inipun telah
menjangkiti 27 provinsi di Indonesia dan menyebabkan 16.000 orang menderita,
serta 429 jiwa meninggal dunia, hal ini terjadi sepanjang bulan Januari sampai
April 1998 (Tempo, 2004). WHO bahkan memperkirakan 50 juta warga dunia,
terutama bocah-bocah kecil dengan daya tahan tubuh ringkih, terinfeksi demam
berdarah setiap tahun.
Demam Berdarah
Dengue (DBD) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi
perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan
pasien jatuh syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. DBD merupakan suatu
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang penularannya dari satu
penderita ke penderita lain disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena
itu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD adalah dengan
memotong siklus penyebarannya dengan memberantas nyamuk tersebut. Salah satu
cara untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan melakukan Fogging.
Selain itu juga dapat dilakukan pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan abatisasi
untuk memberantas jentik nyamuk. Program studi Kesehatan Lingkungan Program
Diploma tiga Kesehatan FIK UMS sebagai salah satu institusi yang dapat
melaksanakan fogging merasa bertanggung jawab untuk mencegah penyebaran
penyakit ini. Sebagai wujud kepedulian itu maka dilaksanakan program fogging di
beberapa daerah.
Berbagai upaya
pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah dilaksanakan meliputi :
promosi kesehatan tentang pemberantasan sarang nyamuk, pencegahan dan
penanggulangan faktor resiko serta kerja sama lintas program dan lintas sector
terkait sampai dengan tingkat desa /kelurahan untuk pemberantasan sarang
nyamuk. Masalah utama dalam upaya menekan angka kesakitan DBD adalah belum
optimalnya upaya pergerakan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang
nyamuk Demam Berdarah Dengue. Oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam
pemberantasan sarang nyamuk DBD tersebut perlu di tingkatkan antara lain
pemeriksaan jentik secara berkala dan berkesinambungan serta menggerakan
masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD.
Nyamuk ini
adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari, gigitan nyamuk itu sendiri
lebih dari satu kali. Demam
Berdarah hanya ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti (betina) yang berkembang
biak di dalam air jernih di sekitar rumah, bukan di got / comberan yang berair
kotor. Protein yang terkandung di dalam darah diperlukan oleh nyamuk betina
untuk perkembangbiakan (produksi) telurnya.. Virus dengue penyebab DBD
termasuk famili Flaviviridae, yang berukuran kecil sekali, yaitu 35-45mm
Virus dengue sampai sekarang dikenal
empat serotype (Dengue 1, Dengue 2, Dengue 3, dan Dengue 4) termasuk dalam grup
B Arthropoda Borne Virus (Arbovirus). Keempat
serotype virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hasil
penelitian di Indonesia menunjukan bahwa Dengue-3 sangat berkait dengan kasus
Demam Berdarah Dengue berat dan merupakan serotipe yang paling luas
distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1, dan Dengue-4 (Dit. Jen. PP &
PL, 2005)
Penyakit DBD
dapat menyerang semua umur. Pada awalnya penyakit ini lebih banyak menyerang
anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecendrungan
kenaikan proporsi penderita DBD pada orang dewasa.
Gejala pada
penyakit demam berdarah diawali dengan :
1.
Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38⁰C – 40⁰C).
2. Manifestasi
pendarahan, dengan bentuk: uji tourniquet positif puspurapendarahan,
konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
3. Hepatomegali
(pembesaran)
4. Syok, tekanan
nadi menurun menjadi 20mmHg atau kurang, tekanansitolik sampai 80 mmHg atau
lebih rendah.
5. Trombositopeni,
pada hari ke 3-7 ditemukan penurunan trombositsampai 100.000/mm.
6. Hemokonsentrasi,
meningkatnya nilai hematokrit.
7. Gejala-gejala
klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah,mual-mual, muntah, sakit
perut, diare, kejang, dan sakit kepala.
8. Pendarahan pada hidung dan gusi.
9. Rasa sakit pada otot dan persendian,
timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Cara
pengendalian ini antara lain dengan pengasapan (fogging) (dengan menggunakan
malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai
batas waktu tertentu. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat
penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Fogging
merupakan salah satu bentuk upaya untuk dapat memutus rantai penularan penyakit
DHF, dengan adanya pelaksanaan fogging diharapkan jumlah penderita Demam
Berdarah DHF dapat berkurang. Sebelum pelaksanaan fogging pada masyarakat telah
diumumkan agar menutup makanannya dan tidak berada di dalam rumah ketika
dilakukan fogging termasuk orang yang sakit harus diajak ke luar rumah dahulu,
selain itu semua ternak juga harus berada di luar. Namun demikian untuk
menghindari hal – hal yang tidak diinginkan maka dalam pelaksanaannya fogging
dilakukan oleh 2 orang operator. Operator I (pendamping) bertugas membuka
pintu, masuk rumah dan memeriksa semua ruangan yang ada untuk memastikan bahwa
tidak ada orang dalam rumah termasuk bayi, anak-anak maupun orang tua dan orang
yang sedang terbaring sakit, selain itu ternak-ternak sudah harus dikeluarkan
serta semua makanan harus sudah ditutup. Setelah siap operator pendamping ke
luar dan operator II (Operator swing Fog) memasuki rumah dan melakukan fogging
pada semua ruangan dengan cara berjalan mundur. Setelah selesai operator
pendamping baru menutup pintu. Rumah yang telah di fogging ini harus dibiarkan
tertutup selama kurang lebih satu jam dengan harapan nyamuk-nyamuk yang berada
dalam rumah dapat terbunuh semua, dengan cara ini nyamuk-nyamuk akan terbunuh
karena malathion bekerja secara “knoc donw”. Setelah itu fogging dilanjutkan di
luar rumah / pekarangan. Setelah satu rumah beserta pekarangannya selesai
difogging maka fogging dilanjutkan ke rumah yang lain, sampai semua rumah dan
pekarangan milik warga difogging.
B.
MAKSUD
DAN TUJUAN
Kegiatan
Fooging (Pengasapan) ini berrtujuan untuk mencegah penyakit Demam Berdarah
(DBD) yang disebabkan oleh Nyamuk Aedes Agypty di RW02 Kelurahan Desa Buntu
Kamiri, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu.
C.
NAMA
KEGIATAN
Dari
hasil survey tentang kasus Penyakit Demam Berdarah yang dilakukan oleh Petugas
Sanitasi Kesehatan Lingkungan Kota Palopo, maka kegiatan ini bernama “Kegiatan
Fooging (Pengasapan)” dengan tema “Selamatkan Masyarakat dari Penyakit DBD”
D.
WAKTU
DAN TEMPAT PELAKASANAAN
Hari / Tanggal : Sabtu, 27 Juni 2015
Waktu : 07.00 – 09.00 WITA
Tempat :RW02
Kel. Desa Buntu Kamiri, Kecamatan Ponrang, Kab. Luwu.
E.
PELAKSANA
KEGIATAN
Adapun
pelaksana kegiatan pada kesempatan ini,yaitu Petugas Sanitasi Kesehatan
Lingkungan Kota Palopo.
F.
SUMBER
DANA
Adapun sumber dana mengenai kasus
tersebut yaitu :
1. Departemen
Kesehatan Kota Palopo
2. Kepala
Desa Buntu Kamiri
G.
DENAH
LOKASI
Adapun sketsa lokasi yang akan
dilakukan penyemprotan, pada Lampiran I
H.
CARA
KERJA
Cara kerja untuk Melarutkan
Insektisida dan Cara Pnyemprotan, pada Lampiran
II
I.
RINCIAN
DANA
Adapun rincian dana yang
dibutuhkan, pada Lampiran III
J.
PENUTUP
Besar
harapan kami kepada Bapak/Ibu serta Sdr(i) atas kesediaannya membantu kami
untuk bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan ini. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.
Makassar,21
Juni 2015
Pelakasana
Kegiatan
Ketua Sekretaris
( Hendra Ruru )
( Ernawati )
Mengetahui
Ketua RW Kepala Desa
( ) ( )
Menyetujui
Dinas
Kesehatan
( )
Lampiran
I
Sketsa
Lokasi Penyemprotan Desa Buntu Kamiri, Kecamatan Ponrang
Lampiran
II
I.
Cara
Kerja
v Alat dan Bahan
-
Alat
a. Jumlah
Rumah = 480 Rumah (dengan luas
wilayah 5 Hektar)
b. Swing
Fog Machine = 2 Buah
c. Jerigen Solar = 2 Buah
d. Jerigen
Bensin = 2 Buah
e. Corong
4 Buah = 4 Buah
f. Ember = 2 Buah
g. APD
seperti (Masker,Topi,Sepatu,Sarung Tangan,Pelindung Mata)
-
Bahan
a. Malathion = 5 Liter
b. Solar = 95 Liter
c. Bensin = 30 Liter
II.
Cara
Melarutkan Insektisida
a. Tuangkan insektisida
kedalam jeregen
b. Tuangkan solar sehingga
menjadi 20 liter
c. Kocok jergen
agar larutan merata
d. Masukkan larutan
Malathion kedalam mesin fog dengan corong bersaring
III.
Hal yang harus
dilakukan Sebelum Penyemprotan
a. Tutup
semua ventilasi dan pintu
b. Selimuti
sangkar burung (jika ada)
c. Mematikan
kompor/api
IV.
Cara
Penyemprotan/Pengasapan
a. Pengasapan/Fooging
dilakukan dari rumah kerumah
b. Lakukan
dari belakang rumah terlebih dahulu
c. Lakukan
dari lantai atas rumah jika rumah bertingkat
d. Kemudian
dari dalam rumah sampai keluar
e. Lakukan
penyemprotan diluar rumah
Lampiran
III
Rincian
Anggaran
NO
|
NAMA
|
JUMLAH
|
HARGA
|
1
|
Swing Fog
Machine
|
2 Buah
|
2@ x 4.000.000
= Rp.8.000.000,-
|
2
|
Malathion
|
5 Liter
|
5@ x 120.000 =
Rp.750.000,-
|
3
|
Solar
|
95 Liter
|
95@ x 6000 =
Rp.570.000,-
|
4
|
Jerigen 20
Liter
|
4 Buah
|
4@ x 40.000 =
Rp.160.000,-
|
5
|
APD
|
5 Pasang
|
5@ x 20.000 =
Rp.100.000,-
|
6
|
Gaji Petugas
|
7 Orang
|
7@ x 150.000 =
Rp.1.050.000,-
|
7
|
Corong
Bersaring
|
4 Buah
|
4@ x 15.000 =
Rp. 60.000,-
|
8
|
Biaya Tak
Terduga
|
-
|
= Rp. 500.000,-
|
9
|
Bensin
|
30 Liter
|
30@ x 7.400 = Rp.222.000,-
|
10
|
Baterai
|
8 Buah
|
8@ x 7000 =
Rp.56.000,-
|
Jumlah
= Rp.11.258.000,-
|
Jadi
jumlah untuk perencanaan kegiatan ini adalah senilai Rp.11.258.000,-
Cara
Perhitungan untuk Penyemprotan
Dalam 5 hektare lokasi
yang akan difooging terdapat 480 rumah dengan menggunakan insktisida Malathion
95% dengan perbandingan 1:19 jadi :
1 Liter Malahtion dilarutkan dengan solar sebanyak 19
liter dalam 1 Hektare, jika luas wilayah yang akan di fooging sebanyak 5
hektare maka malathion yang digunakan sebanyak 5 liter dengan solar 19 liter
jadi
19 x 5 = 95 Liter solar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar