Rabu, 24 Juni 2015

Proposal Kegiatan Fooging

sDOSEN               : H. Hamsir Ahmad, SKM.,M.Kes
MATA KULIAH     : PVBP-B
PROPOSAL KEGIATAN FOOGING
“ Selamatkan Mayarakat dari Penyakit DBD                    Di RW02 Kelurahan Buntu Kamiri, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu ”

DISUSUN OLEH :
HENDRA RURU
PO.71.3.221.13.1.020
Tingkat II.A


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN AJARAN 2015/2016
PRODI DIII
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya-lah sehingga kita dapat menyelesaikan Proposal Tentang Kegiatan Fooging di RW02, Kelurahan Buntu Kamiri, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu ini dengan baik. Walaupun sederhana keadaannya, namun diharapkan agar  dapat memberi mamfaat bagi kita semua.
            Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan Proposal ini masih banyak kekurangan dan kesalahan yang terjadi baik dalam bentuk penulisan kata-kata maupun kalimat yang kurang baku, maka dari itu saran dan kritik sangat kami harapkan demi kesempurnaannya makalah ini. Karena kami manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan.
            Demikianlah proposal yang kami yang susun ini semoga bermamfaat bagi kita semua, atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.




Makassar,21 Juni 2015
Penyusun
 



Hendra Ruru


A.    DASAR PEMIKIRAN

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI terdapat 14 propinsi dalam kurun waktu bulan Juli sampai dengan Agustus 2005 tercatat jumlah penderita sebanyak 1781 orang dengan kejadian meninggal sebanyak 54 orang.
DBD bukanlah merupakan penyakit baru, namun tujuh tahun silam penyakit inipun telah menjangkiti 27 provinsi di Indonesia dan menyebabkan 16.000 orang menderita, serta 429 jiwa meninggal dunia, hal ini terjadi sepanjang bulan Januari sampai April 1998 (Tempo, 2004). WHO bahkan memperkirakan 50 juta warga dunia, terutama bocah-bocah kecil dengan daya tahan tubuh ringkih, terinfeksi demam berdarah setiap tahun.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. DBD merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang penularannya dari satu penderita ke penderita lain disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD adalah dengan memotong siklus penyebarannya dengan memberantas nyamuk tersebut. Salah satu cara untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan melakukan Fogging. Selain itu juga dapat dilakukan pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan abatisasi untuk memberantas jentik nyamuk. Program studi Kesehatan Lingkungan Program Diploma tiga Kesehatan FIK UMS sebagai salah satu institusi yang dapat melaksanakan fogging merasa bertanggung jawab untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Sebagai wujud kepedulian itu maka dilaksanakan program fogging di beberapa daerah.
Berbagai upaya pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah dilaksanakan meliputi : promosi kesehatan tentang pemberantasan sarang nyamuk, pencegahan dan penanggulangan faktor resiko serta kerja sama lintas program dan lintas sector terkait sampai dengan tingkat desa /kelurahan untuk pemberantasan sarang nyamuk. Masalah utama dalam upaya menekan angka kesakitan DBD adalah belum optimalnya upaya pergerakan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue. Oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD tersebut perlu di tingkatkan antara lain pemeriksaan jentik secara berkala dan berkesinambungan serta menggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD.
Nyamuk ini adalah nyamuk rumah yang menggigit pada siang hari, gigitan nyamuk itu sendiri lebih dari satu kali. Demam Berdarah hanya ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti (betina) yang berkembang biak di dalam air jernih di sekitar rumah, bukan di got / comberan yang berair kotor. Protein yang terkandung di dalam darah diperlukan oleh nyamuk betina untuk perkembangbiakan (produksi) telurnya.. Virus dengue penyebab DBD termasuk famili Flaviviridae, yang berukuran kecil sekali, yaitu 35-45mm
Virus dengue sampai sekarang dikenal empat serotype (Dengue 1, Dengue 2, Dengue 3, dan Dengue 4) termasuk dalam grup B Arthropoda Borne Virus (Arbovirus). Keempat serotype virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia menunjukan bahwa Dengue-3 sangat berkait dengan kasus Demam Berdarah Dengue berat dan merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1, dan Dengue-4 (Dit. Jen. PP & PL, 2005)
Penyakit DBD dapat menyerang semua umur. Pada awalnya penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak, tetapi dalam dekade terakhir ini terlihat adanya kecendrungan kenaikan proporsi penderita DBD pada orang dewasa. 
Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :
1.      Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38C – 40C).
2.      Manifestasi pendarahan, dengan bentuk: uji tourniquet positif puspurapendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb.
3.      Hepatomegali (pembesaran)
4.      Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20mmHg atau kurang, tekanansitolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
5.      Trombositopeni, pada hari ke 3-7 ditemukan penurunan trombositsampai 100.000/mm.
6.      Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai hematokrit.
7.      Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah,mual-mual, muntah, sakit perut, diare, kejang, dan sakit kepala.
8.       Pendarahan pada hidung dan gusi.
9.       Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Cara pengendalian ini antara lain dengan pengasapan (fogging) (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
 Fogging merupakan salah satu bentuk upaya untuk dapat memutus rantai penularan penyakit DHF, dengan adanya pelaksanaan fogging diharapkan jumlah penderita Demam Berdarah DHF dapat berkurang. Sebelum pelaksanaan fogging pada masyarakat telah diumumkan agar menutup makanannya dan tidak berada di dalam rumah ketika dilakukan fogging termasuk orang yang sakit harus diajak ke luar rumah dahulu, selain itu semua ternak juga harus berada di luar. Namun demikian untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan maka dalam pelaksanaannya fogging dilakukan oleh 2 orang operator. Operator I (pendamping) bertugas membuka pintu, masuk rumah dan memeriksa semua ruangan yang ada untuk memastikan bahwa tidak ada orang dalam rumah termasuk bayi, anak-anak maupun orang tua dan orang yang sedang terbaring sakit, selain itu ternak-ternak sudah harus dikeluarkan serta semua makanan harus sudah ditutup. Setelah siap operator pendamping ke luar dan operator II (Operator swing Fog) memasuki rumah dan melakukan fogging pada semua ruangan dengan cara berjalan mundur. Setelah selesai operator pendamping baru menutup pintu. Rumah yang telah di fogging ini harus dibiarkan tertutup selama kurang lebih satu jam dengan harapan nyamuk-nyamuk yang berada dalam rumah dapat terbunuh semua, dengan cara ini nyamuk-nyamuk akan terbunuh karena malathion bekerja secara “knoc donw”. Setelah itu fogging dilanjutkan di luar rumah / pekarangan. Setelah satu rumah beserta pekarangannya selesai difogging maka fogging dilanjutkan ke rumah yang lain, sampai semua rumah dan pekarangan milik warga difogging.

B.     MAKSUD DAN TUJUAN
Kegiatan Fooging (Pengasapan) ini berrtujuan untuk mencegah penyakit Demam Berdarah (DBD) yang disebabkan oleh Nyamuk Aedes Agypty di RW02 Kelurahan Desa Buntu Kamiri, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu.


C.    NAMA KEGIATAN
Dari hasil survey tentang kasus Penyakit Demam Berdarah yang dilakukan oleh Petugas Sanitasi Kesehatan Lingkungan Kota Palopo, maka kegiatan ini bernama “Kegiatan Fooging (Pengasapan)” dengan tema “Selamatkan Masyarakat dari Penyakit DBD”

D.    WAKTU DAN TEMPAT PELAKASANAAN
Hari / Tanggal             : Sabtu, 27 Juni 2015
Waktu                         : 07.00 – 09.00 WITA
Tempat                        :RW02 Kel. Desa Buntu Kamiri, Kecamatan Ponrang, Kab. Luwu.

E.     PELAKSANA KEGIATAN
Adapun pelaksana kegiatan pada kesempatan ini,yaitu Petugas Sanitasi Kesehatan Lingkungan Kota Palopo.

F.     SUMBER DANA
Adapun sumber dana mengenai kasus tersebut yaitu :
1.      Departemen Kesehatan Kota Palopo
2.      Kepala Desa Buntu Kamiri

G.    DENAH LOKASI
Adapun sketsa lokasi yang akan dilakukan penyemprotan, pada Lampiran I

H.    CARA KERJA
Cara kerja untuk Melarutkan Insektisida dan Cara Pnyemprotan, pada Lampiran II

I.       RINCIAN DANA
Adapun rincian dana yang dibutuhkan, pada Lampiran III


























J.      PENUTUP
Besar harapan kami kepada Bapak/Ibu serta Sdr(i) atas kesediaannya membantu kami untuk bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan ini. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.


Makassar,21 Juni 2015

Pelakasana Kegiatan

      Ketua                                                                                                         Sekretaris


( Hendra Ruru )                                                                                               ( Ernawati )

Mengetahui

       Ketua RW                                                                                                  Kepala Desa           


(                                   )                                                                               (                                   )                                                  
Menyetujui
Dinas Kesehatan


(                                   )
Lampiran I

Sketsa Lokasi Penyemprotan Desa Buntu Kamiri, Kecamatan Ponrang

Lampiran II
I.                   Cara Kerja
v  Alat dan Bahan
-          Alat
a.       Jumlah Rumah            = 480 Rumah (dengan luas wilayah 5 Hektar)
b.      Swing Fog Machine    =  2 Buah
c.       Jerigen Solar               = 2 Buah
d.      Jerigen Bensin             = 2 Buah
e.       Corong 4 Buah            = 4 Buah
f.       Ember                          = 2 Buah
g.      APD seperti (Masker,Topi,Sepatu,Sarung Tangan,Pelindung Mata)

-          Bahan
a.       Malathion                    = 5 Liter
b.      Solar                            = 95 Liter
c.       Bensin                         = 30 Liter

II.                Cara Melarutkan Insektisida
a.       Tuangkan insektisida kedalam jeregen
b.      Tuangkan solar sehingga menjadi 20 liter
c.        Kocok jergen agar larutan merata
d.       Masukkan larutan Malathion kedalam mesin fog dengan corong bersaring

III.             Hal yang harus dilakukan Sebelum Penyemprotan
a.       Tutup semua ventilasi dan pintu
b.      Selimuti sangkar burung (jika ada)
c.       Mematikan kompor/api

IV.             Cara Penyemprotan/Pengasapan
a.       Pengasapan/Fooging dilakukan dari rumah kerumah
b.      Lakukan dari belakang rumah terlebih dahulu
c.       Lakukan dari lantai atas rumah jika rumah bertingkat
d.      Kemudian dari dalam rumah sampai keluar
e.       Lakukan penyemprotan diluar rumah





Lampiran III
Rincian Anggaran

NO


NAMA

JUMLAH

HARGA
1
Swing Fog Machine

2 Buah
2@ x 4.000.000 = Rp.8.000.000,-
2
Malathion

5 Liter
5@ x 120.000 = Rp.750.000,-
3
Solar

95 Liter
95@ x 6000 = Rp.570.000,-
4
Jerigen 20 Liter

4 Buah
4@ x 40.000 = Rp.160.000,-
5
APD

5 Pasang
5@ x 20.000 = Rp.100.000,-
6
Gaji Petugas

7 Orang
7@ x 150.000 = Rp.1.050.000,-
7

Corong Bersaring
4 Buah
4@ x 15.000 = Rp. 60.000,-
8

Biaya Tak Terduga
-
                        = Rp. 500.000,-
9
Bensin
30 Liter
30@ x 7.400 = Rp.222.000,-
10
Baterai
8 Buah
8@ x 7000 = Rp.56.000,-
Jumlah                                                                                                           = Rp.11.258.000,-

Jadi jumlah untuk perencanaan kegiatan ini adalah senilai Rp.11.258.000,-
Cara Perhitungan untuk Penyemprotan
Dalam 5 hektare lokasi yang akan difooging terdapat 480 rumah dengan menggunakan insktisida Malathion 95% dengan perbandingan 1:19 jadi :
1 Liter Malahtion dilarutkan dengan solar sebanyak 19 liter dalam 1 Hektare, jika luas wilayah yang akan di fooging sebanyak 5 hektare maka malathion yang digunakan sebanyak 5 liter dengan solar 19 liter jadi
19 x 5 = 95 Liter solar.